World Autism Awareness Day 2023

MABBI – Autis merupakan kelainan perkembangan saraf yang cukup banyak jumlah penderitanya belakangan ini.. Data di Indonesia menurut Direktorat PKLK Dikdas Kemdikbud pada tahun 2013 diperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak yang menderita autis dalam usia 5-19 tahun. Kasus autis yang cukup banyak menyebabkan autis menjadi perhatian masyarakat untuk lebih mendalami. Autis sebagai suatu kelainan pada tubuh manusia dapat ditinjau dari gejala, faktor penyebab, dan cara menanggulanginya. Gejala yang ditunjukkan oleh penderita autis cukup beragam, seperti gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, minat yang terbatas, tingkah laku yang berulang, gangguan tidur seperti insomnia dan penurunan daya belajar serta daya tangkap. Autis dikatakan sebagai kelainan yang kompleks, bahkan seperti puzzle. Hal ini dikarenakan penyebab terjadinya autis berbeda antara satu penderita dengan penderita lainnya. Salah satu yang diduga sebagai penyebab autis adalah adanya gangguan pada metabolisme tubuh, yaitu penyerapan zinc, sehingga pada anak autis kandungan zinc rendah (Langford, 2004; Seneff et al., 2013). Zinc merupakan kofaktor bagi protein carbonic anhydrase II (Lionetto et al., 2016). Autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial. Gejala penyakit ini lebih sering terdeteksi pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat ditemukan ketika dewasa.


Autisme saat ini disebut sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Hal ini karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita. Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan, di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Meski penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terserang autisme, yaitu:
1. Berjenis kelamin laki-laki.
2. Memiliki keluarga dengan riwayat autisme.
3. Terlahir secara prematur.
4. Memiliki kelainan genetik atau kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X dan tuberous sclerosis.
5. Dilahirkan dari kedua orang tua yang berusia lebih dari 40 tahun.
6. Dilahirkan dari ibu yang mengkonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan tertentu, terutama obat epilepsi, selama masa kehamilan.


Autisme tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, ada beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pasien. Melalui terapi, pasien diharapkan dapat mandiri dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Gejala pada anak autisme biasanya sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Beberapa gejala yang bisa diperhatikan antara lain tidak adanya kontak mata dan tidak adanya respons terhadap lingkungan. Beberapa pakar mengungkapkan 3 gejala pada penderita autisme klasik, yaitu:
1. Gangguan interaksi sosial.
2. Hambatan dalam komunikasi ucapan dan bukan ucapan (bahasa tubuh dan isyarat).
3. Kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas. (Tri/MABBI)


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *