MABBI – Sejak jaman dahulu, manusia telah menggunakan berbagai bahan untuk menghasilkan cahaya, mulai dari batu berongga, kerang, atau kayu yang direndam dalam lemak hewani dan lampu minyak hingga lilin dan gas. Sejarah cahaya modern dimulai dengan penemuan bola lampu listrik. Berlawanan dengan kepercayaan populer, bola lampu ditemukan jauh sebelum Thomas Edison mematenkannya. Edison hanya memungkinkan bola lampu diproduksi secara komersial. Pada tahun 1802, Humphrey Davy menemukan lampu busur listrik, pendahulu awal bola lampu pijar, dengan menghubungkan tumpukan volta ke elektroda arang. Namun, lampu busur bukanlah sumber penerangan yang praktis karena terlalu terang untuk keperluan rumah tangga atau pekerjaan, dan cepat padam. Penemuan ini menyebabkan terciptanya lampu keselamatan penambang pada tahun 1815 dan penerangan jalan di beberapa kota Eropa, termasuk Paris, selama tahun 1800-an.
Pada tahun 1850, Joseph Swan memecahkan salah satu masalah yang dihadapi penemu lampu listrik selama bertahun-tahun: efektivitas biaya filamen lampu. Sebagai pengganti filamen platinum, Swan menggunakan filamen kertas berkarbonisasi yang murah. Pada tahun 1878, ia mematenkan lampu listriknya di Inggris Raya dan mendemonstrasikannya pada sebuah kuliah di Newcastle, Inggris. Penemuan Swan, seperti lampu busur Davy, tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari karena ketidakefisienan pompa vakumnya. Ketika Edison menemukan cacat pada lampu listrik Swan, dia melakukan perbaikan dan mempresentasikan bola lampunya pada bulan Desember 1879. Swan meniru perbaikan ini dan mendirikan perusahaan penerangan listrik di Inggris. Edison mengajukan kasus pelanggaran paten terhadap Swan, tetapi gagal.
Edison dan Swan kemudian membentuk aliansi bernama Edison-Swan United, yang tumbuh menjadi produsen bola lampu terbesar di dunia. Pada awal 1960-an, Nick Holonyak, seorang karyawan di General Electric, secara tidak sengaja menemukan lampu LED merah dan mematenkannya untuk digunakan sebagai perlengkapan lampu. Pada awal 1990-an, ilmuwan Jepang dan Amerika Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura menciptakan LED biru dan dianugerahi Hadiah Nobel Fisika 2014 untuknya.
Para ilmuwan dapat membuat LED putih sebagai hasilnya. Pencahayaan menjadi lebih maju dan canggih, dengan kemampuan menerangi rumah dan jalan secara nirkabel menggunakan smartphone dan perintah suara AI. Bola lampu pijar juga sedang dihapus, dengan alternatif halogen, LED, dan OLED menggantikannya. (Tri/MABBI)
International Day of Light 2023
by
Leave a Reply