MABBI – Sejarah Hari Internasional untuk Mengakhiri Fistula Kebidanan dapat ditelusuri hingga tahun 2003 ketika U.N.F.P.A. meluncurkan ‘Kampanye untuk Mengakhiri Fistula.’ Pada 2013, Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai mengamati Hari Internasional untuk Mengakhiri Fistula Kebidanan, menjadikannya sebagai kampanye tahunan. Fistula kebidanan adalah cedera terkait persalinan yang menyerang wanita, terutama mereka yang berada di daerah ekonomi miskin. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fistula kebidanan disebabkan oleh persalinan yang terhambat sehingga membuat lubang pada jalan lahir.
Melahirkan biasanya merupakan urusan rumah tangga, dengan bantuan bidan selama proses persalinan. Baru pada tahun 1920-an kelahiran di rumah sakit menjadi lebih umum di AS. Namun, proses tersebut melibatkan metode yang dipertanyakan seperti menggunakan forsep dan anestesi. Dalam bukunya berjudul “Childbirth Without Fear,” yang diterbitkan pada tahun 1942, seorang dokter bernama Dr. Grantly Dick-Read menguraikan manfaat melahirkan tanpa alat atau anestesi semacam itu.
Pada 1970-an, tren baru diperkenalkan. Suami sekarang diizinkan untuk bergabung dengan istri mereka di ruang kerja, suatu tindakan yang sebelumnya dianggap tabu. Selanjutnya, obat penghilang rasa sakit seperti epidural mendapatkan popularitas. Water birth dan latihan pernapasan juga menjadi populer. Belakangan, sekitar awal tahun 2000-an, operasi caesar menjadi alternatif persalinan pervaginam dan menyumbang sepertiga dari persalinan. Saat ini, melahirkan tidak terlalu mengancam jiwa dan lebih aman, berkat perbaikan dalam pengobatan. Namun demikian, masalah seperti fistula kebidanan masih perlu ditangani dan dihilangkan melalui peningkatan kesadaran dan perawatan kesehatan universal. (Tri/MABBI)
Leave a Reply