Webinar nasional bertajuk AI for Bioinformatics telah terselenggara dengan lancar pada tanggal 20 September 2025 secara daring melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendorong integrasi antara kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan bioinformatika di Indonesia. Lebih dari 300 peserta dari berbagai institusi di seluruh Indonesia telah berpartisipasi aktif dalam diskusi yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Tema yang diangkat tidak hanya mencerminkan kebutuhan mendesak dalam menghadapi tantangan analisis data biologi molekuler, tetapi juga membuka ruang diskusi untuk membangun sinergi yang lebih erat antara komunitas ilmu komputer dan biologi.
Acara ini diprakarsai oleh Program Studi Bioinformatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB) dan Kluster Keilmuan Bioinformatika dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM). Selain itu, Masyarakat Bioinformatika dan Biodiversitas Indonesia (MABBI) juga turut menjadi penyelenggara utama, dengan dukungan berbagai institusi pendidikan seperti Program Magister Kecerdasan Artifisial Universitas Gadjah Mada, Department of Biotechnology di Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L), Ilmu Komputer Universitas Lampung, Doctor of Computer Science dari Binus University, serta Program Studi Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Multimedia Nusantara.
Webinar ini menghadirkan serangkaian pembicara yang berasal dari kalangan akademisi dan peneliti yang telah lama bergiat di bidang bioinformatika dan kecerdasan buatan. Materi yang disampaikan mencakup spektrum luas dari dasar-dasar bioinformatika dan AI, hingga penerapannya dalam berbagai domain omik seperti transkriptomik, proteomik, sistem biologi, data genomik, serta precision medicine. Dengan format yang sistematis, peserta tidak hanya diperkenalkan pada konsep teoritis, tetapi juga diajak untuk memahami bagaimana pendekatan komputasional mampu memberikan solusi atas kompleksitas data biologi molekuler yang bersifat masif dan dinamis.
Salah satu hal yang disorot secara kritis dalam diskusi adalah kenyataan bahwa selama ini pemanfaatan bioinformatika di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh peneliti dari bidang biologi atau kedokteran. Metode dan perangkat lunak bioinformatika telah digunakan secara luas untuk menganalisis data urutan genetik, ekspresi gen, serta interaksi protein, namun masih sangat sedikit penelitian yang berasal dari kontribusi ilmuwan komputer Indonesia dalam menciptakan alat atau algoritma analisis yang bersifat orisinal. Hal ini menjadi catatan penting yang kemudian menjadi salah satu semangat dari penyelenggaraan webinar ini, yaitu untuk menarik lebih banyak peneliti berlatar belakang ilmu komputer agar terlibat aktif dalam pengembangan metodologi dan sistem bioinformatika yang inovatif.
Telah ditekankan pula bahwa penguatan kolaborasi multidisiplin menjadi kunci dalam mempercepat kemajuan bioinformatika nasional. Diharapkan melalui pertemuan seperti ini, semakin banyak terjadi pertukaran perspektif antara dua dunia yang sebelumnya berjalan secara paralel, yakni dunia biologi molekuler dan ilmu komputer. Kolaborasi yang dibangun tidak hanya akan memperkaya pendekatan analitis, tetapi juga memungkinkan terciptanya repositori data, pipeline analisis, serta aplikasi berbasis AI yang dikembangkan oleh peneliti Indonesia dan dapat digunakan secara luas di tingkat regional maupun global.
Kecerdasan buatan yang diterapkan dalam bioinformatika telah terbukti meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kedalaman analisis terhadap data biologi yang sangat kompleks. Penerapan AI dalam biologi molekuler tidak hanya terbatas pada klasifikasi atau prediksi data, tetapi juga mencakup penemuan pola tersembunyi dalam data omik, pemodelan jaringan interaksi molekul, serta integrasi data lintas platform. Dengan pemahaman komputasional yang memadai, para ilmuwan komputer Indonesia diharapkan mampu berkontribusi lebih jauh dalam pengembangan metode baru, sekaligus menciptakan perangkat lunak yang disesuaikan dengan konteks kebutuhan lokal.
Selain menambah wawasan keilmuan, webinar ini juga berfungsi sebagai sarana strategis untuk membangun ekosistem riset yang kolaboratif. Dukungan dari berbagai institusi lintas disiplin memperlihatkan bahwa pendekatan integratif semakin mendapat tempat dalam pengembangan sains masa depan. Para peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, serta institusi pemerintah telah menunjukkan antusiasme yang tinggi, mencerminkan potensi besar untuk pengembangan komunitas riset AI untuk bioinformatika di Indonesia.
Melalui acara ini, telah ditunjukkan bahwa pertumbuhan riset bioinformatika berbasis AI di Indonesia memerlukan peran aktif dari semua pihak. Pendidikan tinggi, asosiasi profesi, serta komunitas ilmiah memiliki tanggung jawab kolektif untuk memperkuat kapabilitas sumber daya manusia, mendorong terciptanya infrastruktur penelitian yang memadai, serta memfasilitasi publikasi dan diseminasi hasil riset secara terbuka. Dengan meningkatnya kesadaran dan partisipasi seperti yang terlihat dalam webinar ini, harapan untuk melihat munculnya repositori data nasional, pipeline analisis buatan Indonesia, dan perangkat lunak bioinformatika yang diakui secara global bukanlah suatu hal yang utopis.
Keberhasilan pelaksanaan webinar ini menjadi tanda positif bahwa komunitas akademik Indonesia siap mengambil bagian lebih besar dalam perkembangan bioinformatika global. Semoga dalam waktu dekat, kolaborasi yang telah dirintis melalui kegiatan ini akan melahirkan berbagai inisiatif lanjutan, baik dalam bentuk pelatihan, riset bersama, maupun pengembangan teknologi yang berbasis pada kecerdasan buatan untuk menjawab tantangan biologi masa kini dan masa depan.
Leave a Reply