Petani Filipina akan menjadi yang pertama di dunia yang mampu membudidayakan varietas padi yang diperkaya nutrisi untuk membantu mengurangi malnutrisi anak, setelah menerima lampu hijau dari regulator.
Beras Emas dikembangkan oleh Departemen Pertanian-Lembaga Penelitian Padi Filipina (DA-PhilRice) bekerja sama dengan International Rice Research Institute (IRRI) untuk mengandung kadar beta-karoten tambahan, yang diubah tubuh menjadi vitamin A.
Sekitar satu dari lima anak dari komunitas termiskin di Filipina menderita kekurangan vitamin A (KVA), yang memengaruhi sekitar 190 juta anak di seluruh dunia. Kondisi ini merupakan penyebab paling umum kebutaan anak, serta faktor yang berkontribusi terhadap melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Tonggak sejarah ini menempatkan Filipina di garda terdepan global dalam memanfaatkan penelitian pertanian untuk mengatasi masalah malnutrisi dan dampak kesehatan terkait dengan cara yang aman dan berkelanjutan. Keberhasilan regulasi Golden Rice menunjukkan kepemimpinan riset DA-PhilRice dan ketangguhan sistem regulasi biosafety Filipina.
Golden Rice direkayasa secara genetik untuk menyediakan hingga 50 persen dari kebutuhan rata-rata (EAR) vitamin A bagi anak-anak, kelompok usia yang paling rentan terhadap KVA di Filipina.
Varietas baru ini telah menerima persetujuan keamanan pangan dari regulator di Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat, tetapi Filipina adalah negara pertama yang menyetujui budidaya komersial. Golden Rice juga saat ini sedang menjalani tinjauan regulasi akhir di Bangladesh. Program jaminan kualitas dan pengelolaan yang komprehensif untuk Golden Rice akan diterapkan, yang mencakup seluruh rantai nilai mulai dari produksi benih, pemrosesan pascapanen, hingga pemasaran. DA-PhilRice telah mulai bekerja dengan mitra lokal untuk mengidentifikasi pendekatan berbasis pasar dan program untuk menghadirkan Beras Emas pertama-tama kepada komunitas terpilih dengan prevalensi VAD yang tinggi dan kekurangan zat gizi mikro terkait lainnya.
Hal ini juga meningkatkan volume benih yang tersedia dan kegiatan lain yang diperlukan untuk memindahkan Beras Emas ke lahan petani. Intervensi sebelumnya untuk mengatasi VAD mencakup penyediaan suplemen bagi keluarga untuk ditambahkan ke makanan mereka, atau produk biofortifikasi seperti minyak atau tepung, yang dapat mahal atau memerlukan perubahan perilaku dari rumah tangga yang kekurangan gizi. Beras Emas menambahkan nutrisi penting ke makanan pokok yang sudah dikonsumsi dalam volume hampir 120 kg per kapita per tahun. Dengan meningkatkan varietas padi yang memenuhi kebutuhan petani, konsumen, dan lingkungan, inovasi pemuliaan presisi seperti rekayasa genetika dan penyuntingan gen dapat membuka jalan bagi partisipasi yang lebih inklusif dalam sistem pangan.
Beras Emas pertama kali dicetuskan oleh Profesor Ingo Potrykus dan Peter Beyer pada akhir 1980-an. IRRI menjadi pemegang lisensi pertama untuk karya para ilmuwan tersebut pada tahun 2001. Program Beras Lebih Sehat di IRRI saat ini sedang mengembangkan beras tinggi zat besi dan seng (HIZR), dengan tujuan akhir merilis varietas padi yang mengandung beta-karoten, zat besi, dan seng yang dapat membantu mengatasi berbagai kekurangan zat gizi mikro yang memengaruhi lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia.

Leave a Reply