Hasil penelitian terkini dalam karakterisasi molekuler nematoda kista tembakau (Globodera tabacum) kompleks menunjukkan adanya diversitas genetik yang signifikan di antara populasi yang tersebar di berbagai wilayah penghasil tembakau. Penelitian ini memberikan bukti kuat mengenai adanya subspesies baru, yaitu subspesies argentinensis subsp. n., yang secara molekuler dapat dibedakan dari subspesies yang telah dikenali sebelumnya. Menurut Alenda et al. (2013) pendekatan molekuler memungkinkan identifikasi yang lebih akurat dibandingkan metode morfologi klasik, yang seringkali mengalami keterbatasan akibat variasi fenotipik yang minimal dan kesulitan dalam membedakan antara populasi yang sangat mirip. Analisis filogenetik berdasarkan sekuens gen mitokondria dan nukleus menunjukkan klad terpisah yang mendukung pengakuan subspesies baru tersebut, sehingga memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman evolusi dan biogeografi nematoda kista tembakau.
Studi ini menggunakan teknik amplifikasi rantai polimerase (PCR) untuk mengekstraksi dan memperbanyak fragmen DNA tertentu dari nematoda kista, kemudian dilanjutkan dengan sekuensing untuk mengidentifikasi variasi nukleotida yang bersifat spesifik pada setiap subspesies. Penentuan haplotipe melalui gen (ITS) ribosomal DNA dan gen mitokondria (COI) memperlihatkan adanya perbedaan signifikan antara G. tabacum subspesies argentinensis dan subspesies G. tabacum lainnya. Temuan ini menegaskan bahwa perbedaan molekuler, meskipun kecil secara morfologi, dapat menjadi indikator kritis dalam taksonomi nematoda kista tembakau. Selain itu, pemetaan distribusi genetik populasi menunjukkan pola penyebaran yang kemungkinan dipengaruhi oleh praktik pertanian lokal serta pergerakan bahan tanam, yang menekankan perlunya strategi manajemen berbasis genetik untuk pengendalian penyakit tanaman yang disebabkan oleh nematoda kista.
Penggunaan pendekatan molekuler dalam karakterisasi G. tabacum kompleks memiliki implikasi praktis yang luas, terutama dalam konteks perlindungan tanaman tembakau dari infeksi nematoda. Identifikasi subspesies yang tepat memungkinkan pengembangan varietas tembakau yang lebih tahan terhadap nematoda kista serta penentuan metode rotasi tanaman dan pengelolaan tanah yang lebih efektif (Bardou-Valette et al., 2016). Lebih jauh, temuan ini juga berkontribusi pada database molekuler global mengenai nematoda kista tembakau, sehingga memfasilitasi penelitian lintas negara mengenai diversitas genetik dan potensi adaptasi nematoda terhadap kondisi lingkungan yang berbeda. Analisis molekuler ini menunjukkan bahwa meskipun G. tabacum kompleks tampak seragam secara morfologi, keberadaan variasi genetik yang terdeteksi melalui ITS dan COI menandakan bahwa diversitas intra-spesies jauh lebih tinggi dari yang sebelumnya diperkirakan (Esquibet et al., 2024).
Karakterisasi molekuler G. tabacum kompleks dengan penekanan pada subspesies argentinensis subsp. n. juga membuka peluang penelitian lebih lanjut terkait interaksi genetik antara subspesies dengan inang tanaman, termasuk mekanisme resistensi dan infektivitas. Hal ini menekankan pentingnya pendekatan integratif yang menggabungkan data molekuler, morfologi, dan ekologi dalam pemetaan distribusi dan pengendalian nematoda kista tembakau. Kesimpulannya, penelitian ini tidak hanya memperluas cakupan taksonomi G. tabacum kompleks, tetapi juga menegaskan bahwa identifikasi subspesies secara molekuler merupakan alat penting bagi pengembangan strategi pengelolaan tembakau berkelanjutan (Lax et al., 2014).
Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang variasi genetik dan hubungan filogenetik antar populasi nematoda kista tembakau menjadi landasan penting bagi upaya konservasi, pengendalian hama, dan peningkatan produktivitas tanaman tembakau di tingkat nasional maupun internasional.
Sumber:

Leave a Reply