Introgresi sifat ketahanan terhadap hawar daun bakteri dan penyakit blas dari spesies Oryza rufipogon dan Oryza glaberrima ke dalam Oryza sativa merupakan langkah strategis dalam program pemuliaan tanaman padi untuk menghadapi tantangan penyakit utama yang mengancam stabilitas produksi beras nasional dan global. Penyakit hawar daun bakteri yang disebabkan oleh Xanthomonas oryzae dan penyakit blas akibat infeksi Magnaporthe oryzae termasuk dua patogen paling merusak yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen secara drastis, terutama di lahan sawah tropis dan subtropis yang lembap. Sementara varietas padi budidaya (Oryza sativa) telah lama menjadi tulang punggung produksi pangan dunia, basis genetiknya cenderung sempit akibat seleksi intensif dan domestikasi jangka panjang, sehingga memperbesar kerentanannya terhadap tekanan biotik seperti penyakit.
Pendekatan introgresi ketahanan penyakit padi memanfaatkan kekayaan genetik spesies liar dan semi-liar yang belum mengalami penyempitan genetik seperti Oryza rufipogon yang merupakan leluhur langsung dari Oryza sativa dan Oryza glaberrima, spesies Afrika yang dikenal memiliki ketahanan alami tinggi terhadap berbagai patogen. Melalui teknik persilangan dan seleksi berulang yang didukung dengan penanda molekuler, gen-gen ketahanan seperti Xa21, Xa33, atau Pi9 berhasil dipindahkan ke dalam latar belakang genetik Oryza sativa tipe indica maupun japonica. Gen-gen tersebut terbukti efektif dalam menahan serangan patogen dengan cara memperkuat respon imun tanaman secara lokal maupun sistemik.
Pemanfaatan teknik introgresi dalam perakitan padi unggul tahan penyakit melibatkan tahapan yang kompleks, termasuk penyilangan antar-spesies, seleksi progeni generasi lanjut, serta evaluasi ketahanan secara fenotipik dan genotipik. Evaluasi ketahanan hawar daun bakteri dilakukan melalui inokulasi buatan di rumah kaca dengan menggunakan isolat virulen lokal, sedangkan ketahanan blas diuji di lahan endemik penyakit atau melalui skema uji multilokasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sejumlah galur hasil introgresi memperlihatkan skor kerusakan yang sangat rendah dibandingkan varietas komersial yang menjadi pembanding. Selain itu, analisis molekuler menggunakan penanda berbasis Simple Sequence Repeat (SSR) maupun Kompetitive Allele Specific PCR (KASP) mengonfirmasi keberadaan alel ketahanan yang ditargetkan.
Secara agronomis, galur-galur hasil introgresi yang berhasil dikembangkan tidak hanya menunjukkan ketahanan terhadap penyakit, tetapi juga mempertahankan atau bahkan meningkatkan komponen hasil seperti jumlah anakan produktif, bobot 1000 butir, dan indeks panen. Hal ini mengindikasikan bahwa introgresi gen dari spesies liar tidak selalu berdampak negatif terhadap performa agronomi, asalkan program seleksi dilakukan secara ketat. Beberapa galur bahkan menunjukkan toleransi tambahan terhadap cekaman abiotik seperti kekeringan dan salinitas ringan, kemungkinan besar akibat kontribusi genetik dari Oryza glaberrima yang beradaptasi pada agroekosistem rawa Afrika Barat.
Dalam konteks pengembangan varietas adaptif di era perubahan iklim, upaya introgresi sifat ketahanan penyakit padi menjadi bagian penting dari strategi keberlanjutan sistem pertanian. Dengan memanfaatkan sumber daya genetik yang tersedia di plasma nutfah lokal dan internasional, para pemulia tanaman dapat merakit varietas yang tidak hanya tinggi hasil, tetapi juga tahan terhadap penyakit utama yang semakin agresif. Peran teknologi seperti seleksi berbantu penanda (marker-assisted selection) dan teknik genotyping modern sangat mempercepat proses ini, sekaligus meningkatkan efisiensi dan akurasi identifikasi individu-individu unggul.
Dengan demikian, introgresi ketahanan hawar daun bakteri dan blas dari Oryza rufipogon dan Oryza glaberrima ke dalam Oryza sativa memberikan harapan besar terhadap pengembangan padi unggul tahan penyakit secara berkelanjutan. Strategi ini bukan sekadar upaya perlindungan tanaman, tetapi merupakan bagian integral dari agenda kedaulatan pangan nasional yang berbasiskan ilmu pengetahuan, konservasi sumber daya genetik, dan pemuliaan tanaman presisi.
Leave a Reply