Fitokimia dan Aktivitas Biologis Ekstrak Daun Pithecellobium dulce

Pithecellobium dulce (Roxb.) Benth merupakan tanaman dari keluarga Leguminosae yang memiliki berbagai manfaat farmakologis dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Berbagai bagian dari tanaman ini dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi, sehingga berpotensi sebagai sumber senyawa bioaktif yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam bidang farmasi dan biomedis. Namun, kajian ilmiah mengenai komposisi fitokimia dari ekstrak daun P. dulce masih terbatas, terutama yang menggunakan pelarut organik seperti metanol dan asetonitril untuk mengekstraksi senyawa bioaktif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi senyawa fitokimia dalam ekstrak metanol dan asetonitril dari daun P. dulce serta mengevaluasi aktivitas antioksidan dan antibakterinya. Teknik kromatografi gas-spektrometri massa (Gas Chromatography-Mass Spectrometry/GC-MS) digunakan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak, sementara spektroskopi inframerah transformasi Fourier (Fourier Transform Infrared Spectroscopy/FTIR) digunakan untuk menganalisis gugus fungsi yang berkontribusi terhadap aktivitas farmakologisnya. Selain itu, uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl/DPPH), penghambatan hidrogen peroksida (Hydrogen Peroxide/ H2O2), dan uji fosfomolibdenum, sedangkan aktivitas antibakteri diuji menggunakan metode difusi agar terhadap Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus.

Hasil analisis GC-MS mengungkapkan bahwa ekstrak metanol dan asetonitril dari daun P. dulce mengandung 23 senyawa fitokimia, di mana lima senyawa berasal dari ekstrak metanol dan 18 senyawa berasal dari ekstrak asetonitril. Senyawa utama yang terdeteksi dalam ekstrak asetonitril meliputi asam 2-nonynoic, lupeol, phytol, dan taraxasterol yang diketahui memiliki aktivitas biologis signifikan sebagai antioksidan dan antibakteri. Sementara itu, ekstrak metanol mengandung senyawa seperti propanamide, N-methyl-2-amino, dan 2,5-cyclooctadien-1-ol yang juga dikaitkan dengan sifat farmakologis yang menguntungkan.

Spektroskopi FTIR mengidentifikasi keberadaan berbagai gugus fungsi dalam ekstrak metanol dan asetonitril, termasuk fenol, flavonoid, hidrokarbon jenuh dan tak jenuh, serta gugus amina. Adanya fenol dan flavonoid dalam ekstrak menunjukkan potensi aktivitas antioksidan yang kuat, sejalan dengan hasil uji DPPH yang menunjukkan penghambatan radikal bebas sebesar 93% pada konsentrasi 200 mikrogram per mililiter (µg/mL). Penghambatan hidrogen peroksida oleh ekstrak metanol dan asetonitril masing-masing mencapai 83% dan 80%, menunjukkan kapasitas antioksidan yang baik dalam menangkal stres oksidatif.

Dalam uji aktivitas antibakteri, ekstrak metanol menunjukkan zona hambat terbesar terhadap E. coli (21 ± 1.1 mm), sedangkan ekstrak asetonitril menunjukkan zona hambat tertinggi terhadap B. subtilis (21.0 ± 0.5 mm). Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak daun P. dulce memiliki potensi sebagai agen antibakteri alami yang dapat digunakan untuk melawan patogen bakteri yang resisten terhadap antibiotik konvensional. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol dan asetonitril dari daun P. dulce mengandung berbagai senyawa bioaktif yang berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan dan antibakteri. Potensi farmakologis dari ekstrak ini memberikan peluang untuk pengembangan lebih lanjut sebagai sumber agen terapeutik alami. Studi lanjutan diperlukan untuk mengidentifikasi mekanisme aksi spesifik dari masing-masing senyawa bioaktif serta mengeksplorasi aplikasinya dalam formulasi obat modern.

Sumber:

Kiranmayee, M. and Riazunnisa, K., 2025. Bioactive phytochemical compounds characterization, anti-oxidant and anti-microbial activity of the methanol and acetonitrile leaf extracts of Pithecellobium dulce. Phytomedicine Plus, p.100760.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *