Kemajuan teknologi kecerdasan buatan telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang ilmu, termasuk dalam penelitian biodiversitas akuatik . Artikel yang ditulis oleh Tymoteusz Miller dan rekan-rekannya mengevaluasi secara sistematis bagaimana kecerdasan buatan dimanfaatkan dalam riset biodiversitas perairan, dengan menggunakan metode ulasan sistematis berbasis PRISMA . Kajian ini menjadi sangat penting karena menyatukan berbagai pendekatan mutakhir yang menunjukkan potensi luar biasa dari penerapan algoritma pembelajaran mesin dan pembelajaran dalam dalam meningkatkan akurasi, efisiensi, dan skalabilitas studi biodiversitas di ekosistem perairan.
Melalui analisis terhadap literatur yang dipublikasikan dalam beberapa tahun terakhir, kajian ini berhasil mengidentifikasi tren global dalam penerapan kecerdasan buatan, termasuk pemanfaatan jaringan saraf tiruan, pohon keputusan, dan algoritma klasifikasi citra yang digunakan dalam identifikasi spesies, monitoring ekosistem, dan deteksi perubahan lingkungan secara real time. Penelitian ini juga menyoroti bagaimana penggunaan citra satelit dan teknologi penginderaan jauh yang diproses dengan bantuan kecerdasan buatan telah merevolusi pendekatan konvensional dalam observasi biodiversitas perairan. Beberapa studi menunjukkan bahwa model berbasis pembelajaran dalam dapat mengenali spesies secara otomatis melalui pencitraan bawah air atau citra drone, yang sebelumnya sangat sulit dilakukan secara manual dalam skala besar.
Salah satu temuan utama dari ulasan sistematis ini adalah bahwa algoritma pembelajaran mesin memberikan keunggulan dalam mengolah data biodiversitas yang bersifat kompleks dan heterogen. Misalnya, data tentang distribusi spesies, parameter kimia air, serta hubungan antara organisme dan faktor abiotik lingkungan dapat diintegrasikan dan dianalisis secara bersamaan untuk menghasilkan model prediktif yang lebih akurat. Hal ini tentu sangat penting dalam konteks konservasi dan manajemen sumber daya alam akuatik, terutama di tengah ancaman perubahan iklim global dan degradasi habitat.
Selain manfaat teknis, artikel ini juga menyoroti tantangan besar dalam penerapan kecerdasan buatan di bidang biodiversitas perairan. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan data pelatihan yang berkualitas tinggi, kebutuhan akan kolaborasi multidisipliner, serta kurangnya standar interoperabilitas data antar lembaga penelitian. Di sisi lain, pengembangan algoritma yang lebih transparan dan dapat dijelaskan menjadi kebutuhan mendesak agar model-model yang digunakan dapat dipahami dan dipercaya oleh para peneliti dan pembuat kebijakan.
Artikel ini menekankan pentingnya pendekatan interdisipliner dalam menyatukan bidang biologi kelautan, ilmu komputer, dan ekologi untuk mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan secara optimal. Dengan dukungan kebijakan yang kuat dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, teknologi kecerdasan buatan memiliki potensi untuk mendukung strategi pelestarian biodiversitas yang lebih responsif, adaptif, dan berbasis data.
Sebagai penutup, kajian sistematis ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai lanskap penerapan kecerdasan buatan dalam penelitian biodiversitas akuatik. Dengan memanfaatkan kekuatan komputasi modern dan pendekatan analitik berbasis data, komunitas ilmiah memiliki peluang besar untuk menjawab tantangan konservasi keanekaragaman hayati perairan secara lebih efektif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan dalam ekosistem akuatik bukan hanya merupakan inovasi teknis, melainkan juga strategi penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup di masa depan.
Sumber:

Leave a Reply